InternasionalPengetahuan

Sejarah dan Arti Semangka Simbol Dukungan untuk Palestina

62
×

Sejarah dan Arti Semangka Simbol Dukungan untuk Palestina

Share this article

BUZZERID.com- Banyak perbincangan mengenai penggunaan semangka sebagai simbol dukungan terhadap Palestina, di tengah perang melawan Israel.

Ternyata di balik buah semangka yang dikenal sebagai lambang “buah Palestina” ini, terdapat cerita dan maknanya.

Belakangan ini banyak sekali ilustrasi semangka yang diposting di media sosial, digunakan masyarakat sebagai ungkapan dukungannya terhadap Palestina. Entah itu sebuah karya seni atau emoji yang diunggah.

Lalu apa makna semangka Palestina sebagai simbol solidaritas atau dukungan terhadap Palestina?

Kenapa semangka jadi simbol Palestina, dan bagaimana sejarahnya? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak uraiannya berikut ini:

Arti Semangka Simbol Palestina

Dilansir Al Jazeera, sejatinya tidak hanya semangka, ada pula buah-buahan lain seperti jeruk, zaitun, dan terong yang juga dianggap sebagai buah-buahan yang mewakili identitas Palestina, namun semangka mungkin adalah yang paling ikonik.

Melambangkan Budaya dan Identitas Palestina

Bagi masyarakat Palestina, simbol semangka melambangkan budaya dan identitas Palestina. Sebagai bentuk protes, pertanian, kuliner dan sastra, masyarakat Palestina menggunakan semangka untuk merepresentasikan identitas nasional, yang berhubungan dengan tanah dan perlawanan mereka.

Warna yang Sama dengan Bendera Palestina

Selain itu, buah Semangka tumbuh di seluruh Palestina, dari Jenin hingga Gaza. Semangka juga memiliki warna yang sama dengan bendera Palestina, yang terdiri dari warna merah, hijau, putih, dan hitam. Sehingga digunakan untuk memprotes penindasan Israel terhadap bendera dan identitas Palestina.

Sejarah Semangka Simbol Palestina

Dilansir media Time, penggunaan semangka sebagai simbol Palestina bukanlah hal yang baru. Pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, dan mencaplok Yerusalem Timur.

Dari Larangan Pengibaran Bendera Palestina

Pada saat itu, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai tindakan kriminal di Gaza dan Tepi Barat. Pemerintah Israel juga melarang penggunaan bendera Palestina di wilayah pendudukan.

Untuk menghindari larangan penggunaan bendera tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka karena ketika dibelah, buah ini memiliki warna-warna yang mewakili warna bendera nasional Palestina, yakni merah, hitam, putih, dan hijau.

Pemerintah Israel tidak hanya menindak bendera tersebut. Seniman Sliman Mansour mengatakan kepada The National pada tahun 2021 bahwa pada tahun 1980, para pejabat Israel menutup sebuah pameran di Galeri 79 di Ramallah yang menampilkan karyanya dan karya-karyanya yang lain, termasuk Nabil Anani dan Issam Badrl.

Kemudian pada tahun 1993, Israel mencabut larangan terhadap bendera Palestina, sebagai bagian dari Perjanjian Oslo (Oslo Accords), yang mensyaratkan pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (Palestinian Liberation Organization/PLA).

Perjanjian itu merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Bendera tersebut pun diterima sebagai simbol Otoritas Palestina, yang akan mengelola Gaza dan Tepi Barat.

Setelah perjanjian tersebut, New York Times mengisyaratkan pada peran semangka sebagai simbol pengganti selama pelarangan bendera. “Di Jalur Gaza, di mana para pemuda pernah ditangkap karena membawa irisan semangka-yang menunjukkan warna merah, hitam, dan hijau khas Palestina-tentara berdiri dengan tenang saat pawai mengibarkan bendera yang pernah dilarang,” tulis jurnalis Times, John Kifner.

Pada tahun 2007, tepat setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan The Story of the Watermelon untuk sebuah buku berjudul Subjective Atlas of Palestine. Pada tahun 2013, dia mengisolasi satu cetakan dan menamainya The Colours of the Palestinian Flag, yang sejak saat itu telah dilihat oleh banyak orang di seluruh dunia.

Penggunaan semangka sebagai simbol Palestina juga muncul kembali pada tahun 2021. Setelah pengadilan Israel memutuskan bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan digusur dari rumah mereka untuk memberi jalan bagi para pemukim.

Pada bulan Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, memberikan wewenang kepada polisi untuk menyita bendera Palestina. Hal ini lantas diikuti dengan pemungutan suara pada bulan Juni atas rancangan undang-undang (RUU) tentang larangan mengibarkan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas.

Kemudian pada bulan Juni, Zazim, sebuah organisasi masyarakat Arab-Israel, meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera Palestina. Gambar semangka ditempelkan di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, dengan tulisan yang berbunyi, “Ini bukan bendera Palestina.”

“Pesan kami kepada pemerintah sudah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi,” ujar direktur Zazim, Raluca Ganea.

Amal Saad, seorang warga Palestina dari Haifa yang bekerja dalam kampanye Zazim, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka memiliki pesan yang jelas: “Jika Anda ingin menghentikan kami, kami akan menemukan cara lain untuk mengekspresikan diri kami.”

Saad juga mengatakan bahwa dukungan yang dia terima sangat besar, dengan lebih dari 1.300 aktivis menyumbangkan dana untuk memperjuangkan kampanye Zazim. Donasi tersebut memungkinkan Zazim untuk menyimpan semangka lebih lama dari yang direncanakan, dan kampanye ini sekarang bergeser ke pembagian kaos simbol semangka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *